Di Antara Binar-Binar
Among the Glimmers
2023
Written by Ratu Rizkitasari Saraswati
Edited by Aprilia Ramadhani and Ivan Mous
Translated by Translexi
Kucoba hembuskan napas panjang, seperti yang disarankan kepadaku oleh seseorang di sini, “Jangan biarkan mereka mengambil barang satu pun hembusan napasmu.”
Di atas jembatan itu, dalam hembusan napas itu, aku teringat percakapan antara aku dan temanku, Samboleap, mengenai apa yang kusebut sebagai “kekuatan-kekuatan yang bersatu-padu bersikeras tidak mau menguatkanmu”. Samboleap menggunakan metafora bunga teratai yang bisa tumbuh dalam kondisi air bertanah lumpur sebagai pelipur lara untukku kala itu.
I tried to take a deep breath, as suggested by someone here, “Don’t let them take even a single breath from you.”
Upon that bridge, within that exhale, I recalled my conversation with my friend, Samboleap, about what I referred to as “the united forces that stubbornly refuse to nourish you.” Samboleap used the metaphor of a water lily that can grow in muddy water as a consolation for me at that time.